Iklan

Cerita Gubernur Bengkulu Kehilangan Anaknya Karena Buruknya Layanan RSUD

Cerita Gubernur Bengkulu Kehilangan Anaknya Karena Buruknya Layanan RSUD

Cerita Gubernur Bengkulu Kehilangan Anaknya Karena Buruknya Layanan RSUD, Ulasan Postingan kali ini Blog Segitiga Akan Coba berbagi Judul Artikel tentunya sesuai Judul yang telah kami share diatas, yang mana info ini semoga bisa bermanfaat buat kamu semua, Adapaun artikel ini Bersumber dari blog sahabat yang bisa kamu temukan sumber artikel di akhir nanti, Silahkan Baca lebih detail dibawah ini.

Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah (foto: Kompas.com/Firmansyah)

Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kembali jadi bahan sorotan, ketika Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah menceritakan kisah pilunya harus kehilangan buah hati karena pelayanan buruk rumah sakit tepat pada peringatan Hari Ginjal Sedunia yang diselenggarakan di Bengkulu, hari ini Minggu (5/4/2015).

Junaidi mengawali pidato dengan menceritakan layanan rumah sakit di daerah itu harus prima dan maksimal dalam melayani para pasien, termasuk pasien yang harus melakukan cuci darah rutin. Setelah itu, ia mengisahkan kisah pilunya perihal layanan buruk di RSUD.

Saat belum menjadi gubernur, Junaidi menuturkan sang istri bernama Horniarty hendak melahirkan dan mengalami pendarahan hebat.

"Saat itu saya ingat harinya Jumat, saya mendaftarkan istri saya ke bagian pendaftaran. Apa kata petugas saat itu, Nanti-ya, Pak. Pendaftaran belum dibuka, kami mau senam dulu'," tuutr Guberneur.

Junaidi yang kala itu hanya sebagai masyarakat biasa tak bisa berbuat banyak dan hanya menanti pelayanan yang tak kunjung datang selama berjam-jam. Sementara pendarah hebat yang dialami istrinya tak kunjung henti.

Beruntung ada seorang dokter yang mengenali Junaidi, yang saat itu dikenal sebagai penceramah populer di Bengkulu. Berkat dokter itu, istrinya langsung mendapat perawatan.

"Berkat dokter kenal, dan dia melihat kondisi istri cukup memperihatinkan, di mana darah kering terlihat jatuh ke lantai, barulah istri saya dirawat," ujar Junaidi.

Karena situasi dan beberapa hal lainnya, pengobatan istri Junaidi harus dipindahkan ke salah satu rumah sakit swasta terkemuka di Bengkulu. Namun takdir berkata lain, anak dari kandungan istrinya hanya bertahan selama 24 jam, lalu meninggal dunia.

Dalam peringatan Hari Ginjal Sedunia, Gubernur juga menyatakan pelayanan terhadap pasien cuci darah akan ditingkatkan, terutama dalam hal kenyamanan dan pelayanan prima.

sumber: Kompas.com

Baca Selengkapnya

demikianlah artikel mengenai Cerita Gubernur Bengkulu Kehilangan Anaknya Karena Buruknya Layanan RSUD yang telah Kami berikan untuk sobat sekalian. dan tidak lupa saya ucapkan banyak terimakasih kepada sumber artikel

Related Posts :

0 Response to "Cerita Gubernur Bengkulu Kehilangan Anaknya Karena Buruknya Layanan RSUD"

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *